Rabu, 17 Desember 2008

Sistem Bisnis

Ideologi
Menganalisis argumen-argumen pasar bebas dan pemerintah berarti kita menganalisis apa yang disebut oleh para Sosiolog sebagai Ideologi. Adalah sebuah sitem keyakinan Normatif yang dimiliki para kelompok sosial tertentu.

Ideologi bisnis sesorang kerap kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya. Melalui keputusan ini, ideology mempengaruhi prilakunya. Jika ideology sesorang tidak pernah dipelajari, maka ideology tersebut akan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap keputusa-keputusan yang dibuatnya- sebuah pengaruh yang mungkin sebagian besar tidak disadari dan mungkin berasal dari ideology yang sesungguhnya salah dan secara etis dipertanyakan.

Sistem Pasar vs Sistem Perintah
Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadapi semua masyarakat. Dalam sistem perintah, Satu otoritas membuat keputusan membuat apa yang akan diproduksi, siapa yang memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Keputusan-keputusan ini selanjutnya dikomunikasikan ke organisasi, mungkin dalam bentuk’ anggaran’.
Dalam sistem pasar bebas, terdapat dua komponen yaitu sistem property swasta dan sistem pertukaran sukarela. Sietem pasar bebas tidak mungkin ada jika individu bebas memasuki “ Pasar “ untuk menukarkan barang-barang mereka secara sukarela.

3.1. Pasar Bebas dan Hak: Jhon Locke
Menurut Jhon Locke (1632-1704), seorang filsuf politik inggris, diangagap sebagai pengembang gagasan bahwa manusia memiliki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas property pribadi. Dalam keadaan alami ini, setiap orang secara politik adalah sama dan sepenuhnya bebas dari batasan-batasan selain hukum alam atau prinsip-prinsip moral yang diberikan Tuhan pada manusia dan yang dapat ditemukan semua orangdengan menggunakan penalaran yang diberikan Tuhan.

Menurut Locke, Hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa dia memiliki hak atas kebebasan dan bahwa, dengan demikian,” tidak ada seorangpun boleh dilepaskan dari keadaan alami ini dan tunduk pada kekuasaan politik orang lain tanpa persetujuannya. Hukum alam juga mengatakan pada kita bahwa setiap manusiamemiliki hak kepemilikan atas tubuhnya, usahanya, dan hasil-hasil kerjanya, dan bahwa kepemilikan ini adalah “alami “ dengan kata lain, tidak dibentuk atau diciptakan oleh pemerintah ataupun pemberian pemerintah. Namun, keadaan alami merupakan suatu kadaan yang penuh bahaya dimana individuterus-menerus menghadapi ancaman dari orang lain.

Kritik atas Hak Locke
Para kritikus atas pandangan Locke tetang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada empat kelemahan utama pandangan Locke.

Pertama, pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada asumsi yang belum terbukti bahwa individu memiliki hak atas kebebasan dan properti yang harus diprioritaskan dari hak-hak lain.

Kedua, sekalipun manusia memiliki hak alami atas kebebasan dan properti, tiadk berarti hal ini harus diprioritaskan dari hak-hak lain. Hak atas kebebasan dan properti adalah hak “negatif”. Contohnya, hak negative atas kebebasan mungkin berkonflik dengan hak positif orang lain untuk memperoleh makanan, perawatan kesehatan, perrumahan atau udara bersih. Para kritikus menyatakan bahwa kita tidak punya alasan untuk percaya bahwa hak atas kebebasan dan proerti lebih diutamakan. Dengan demikian kita tidak punya alasan untuk meyakini argument bahwa pasar bebas harus dipertahankan karena mampu melindungi hak-hak alami.

Ketiga, atas pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada gagasan bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan hak yang tidak adil.

Keempat, menurut para kritikus, argumen Locke mengasumsikan bahwa manusia adalah individu-individu atomistic yang memiliki hak atas kebebasan dan property yang berasal dari sifat alami mereka dan terpisah dari hubungan mereka dengan komunitas yang lebih besar. Karena hak-hak ini diasumsikan ada lebih dulu dan tidak bergantung pada komunitas, maka komunitas tidak bisa mengklaim property ataupun kebebasan dari individu yang bersangkutan.

3.2. Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith
Adam Smith (1723-1790), sang “Bapak ekonomi modren” adalah pecetus argumen utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannyasendiri dipasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan publik oleh sebuah ‘tangan tak terlihat”. “Tangan tak terlihat” ini tentu saja adalah persaingan pasar. Dan untuk menarik perhatian konsumen, masing-masing penjual tidak hanya harus memberikan apa yang harus memberikan apa yang diinginkan konsumen, namun jugha menurunkan harga sampai “hampir mendekati biaya pembuatan sampai pemasarannya”. Smith juga menyatakan bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien diantara berbagai industri dalam sebuah masyarakat.

Kebijaksanaan terbaik dari pemerintah yang berharap mampu memajukan kesejahteraan public, dengan demikian, adalah tidak melakukan apa-apa: membiarkan masing-masing individu mencari kepentingan mereka sendiri sesuai dengan “kebebasan alami”. Semua intervensi pasar yang dilakukan pemerintah hanya akan mengganggu proses persaingan dan mengurangi keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh.


Kritik Terhadap Adam Smith
Kritik paling umum adalah argumen utilitarian tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak realistis.
Argumen Smith, pertama, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan impersonal persediaan dan permintaan akan mendorong turunnya harga sampai pada tingkat paling rendah karena penjual sangat banyak dan masing-masing usaha bisnis ukurannya sedemikian kecil sehingga tidak ada satupun penjual yang mampu mengendalikan harga sebuah produk.

Kedua, menurut para kritikus, argumen-argumen Smith mengasumsikan bahwa semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sesuatu akan dibayar oleh produsen dan bahwa produsen akan berusaha menekan biaya untuk memaksimalkan keuntungan. Akibatnya, muncul kecenderungan terhadap pemanfaatan yang lebih efisien atas sumber daya masyarakat.

Ketiga, kata para kritikus, analisis Smith salah mengasumsikan bahwa manusia hanya termotivasi oleh keinginan ‘Alami” untuk mendapatkan keuntungan. Smith, setidaknya dalam The Wealth of Nations, mengasumsikan bahwa dalam segala tindakannya, manusia “hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Sistem pasar suatu masyarakat membuat manusia menjadi egois, dan keegoisan yang tersebar luas membuat kita berpikir bahwa motif keuntungan adalah motif “alami”. Kapitalismelah yang menciptakan egoisme, materialisme, dan persaingan.

3.3. Kritik Marx
Namun Marx mengklaim bahwa contoh-contoh eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan kapitalisme. Menurut Marx, sistem kapitalis hanya memberikan dua sumber penghasilan: menjual hasil kerja dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi (bangunan, mesin, lahan bahan baku). Karena para pekerja tidak mampu menghasilkan apa pun tanpa akses pada sarana produksi, maka mereka terpaksa menjual tenaga mereka pada pemilik sarana produksi dan memperoleh upah. Namun pemilik tersebut tidak membayar upah penuh atas pekerjaan mereka, hanya membayar apa yang mereka butuhkan untuk hidup. Akibatnya, pemilik sarana produksi menjadi bertambah kaya dan para pekerja semakin miskin. Kapitalisme menciptakan ketidakadilan dan merusak hubungan dalam masyarakat.

Pengasingan
Marx menyatakan bahwa manusia harus mampu mewujudkan sifat mereka dengan mengembangkan potensi ekspresi diri secara bebas dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

Menurut Marx, ekonomi kapitalis menghasilkan empat bentuk “pengasingan” pekerja atau empat bentuk “pemisahan” dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka.

Pertama, masyarakat kapitalis memberikan penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada orang lain.

Kedua, kapitalisme mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri. Pasar kerja memaksa orang-orang memperoleh penghidupan dengan menerima pekerjaan yang tidak memuaskan,tidak mampu memberiakan pemenuhan, dan dikendalikan oleh pilihan orang lain.

Ketiga, kapitalisme mengasingkan orang-orang dari diri mereka sendri dengan menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan dan inginkan.

Keempat, masyarakat kapitalis mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka kedalam kelas-kelas sosialyang bertentangan dan tidak sederajat serta menghancurkan komunitas dan hubungan perhatian

Fungsi pemerintah
Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx, adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menjadi keyakinan orang bahwa pemerintah ada untuk melindungi kebebasan dan keadilan dan menjalankan kekuasaan menurut perjanjian, namun kenyataannya, keyakinan ini hanyalah sebagai mitos ideologis yang menyembunyikan realita kekuasaan kaum kaya yang mengendalikan proses politik.

3.4 Kesimpulan : Ekonomi Campuran
Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas adlah apa yang umumnya disebut ekonomi campuran. Ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangannya

Sistem Properti dan Teknologi Baru
Properti Intelektual adalah properti yang terdiri dari objek-objek abstrak dan nonfisik, properti intelektual sifatnya non-eksklusif. Kkepemilikan pribadi atas properti intelektual memberikan sebuah insentif yang diperlukan untuk bekerja keras guna menciptakan temuan-temuan intelektual.

EOF/


Contoh Kasus Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungan dan biaya yang dibebankan pada masyarakat. Dalam situasi apapun, tindakan atau kebijakan yang ‘benar’ adalah yang memberikan keuntungan paling besar atau biaya paling kecil (bila semua alternatif hanya membebankan biaya, tidak ada keuntungan). Istilah utilitarisme digunakan untuk semua teori yang mendukung pemilihan tindakan atau kebijakan yang memaksimalkan keuntungan (atau menekan biaya).

Banyak analisis yang meyakini bahwa cara terbaik untuk mengevaluasi kelayakan suatu keputusan bisnis adalah dengan mengandalkan pada analisa biaya-keuntungan utilitarian. Tindakan bisnis yang secara sosial bertanggung jawab adalah tindakan yang mampu memberikan keuntungan terbesar atau biaya paling rendah bagi masyarakat.

Prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi adalah tindakan yang menghasilkan utilitas yang lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya, namun ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut (termasuk orang yang melakukan tindakan).

Suatu contoh utilitarian dapat kita lihat pada sistem produksi makanan ringan biskuit Oreo. Seperti yang telah diketahui bahwa produk makanan ini merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat terlebih anak-anak. Produk makanan ini dapat dikatakan produk yang harganya terjangkau bagi masyarakat.

Menurut pengamatan saya, pada awal produksinya berjalan dengan baik dan sesuai uji kesehatan dan gizi makanan. Namun, belakangan ini terdengar bahwa ada penyelewenangan terhadap bahan baku digunakan yang sangat merugikan masyarakat. Hal ini terjadi dengan alasan adanya krisis ekonomi global yang mengakibatkan bahan baku produksinya lebih mahal dan implikasinya ke profit yang diinginkan manajemen produk makanan Oreo tersebut menurun. Sehingga mereka ingin mengurangi biaya produksi dengan menggunakan bahan baku yang tidak semestinya. Yang mengakibatkan adanya dampak medis dan kerugian material bagi konsumen.

Sesuai dengan teori utilitarianisme menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan pengambilan keputusan ini perlu dievalusi menjadi tindakan yang “benar”. Sehingga keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus dilakukan dengan produksi yang benar sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat mengembalikan nama baik perusahaan ke konsumen.

EOF/