Masalah kemerosotan moral dewasa ini menjadi santapan keseharian masyarakat kita. Meski demikian tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah yang pertama muncul pada diri manusia,“baik ideal maupun realita”. Secara ideal bahwa pada ketika pertama manusia di beri“ruh” untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yangpadanya disertakan “rasio” penimbang baik dan buruk (QS. Assyams 7-8).
Secara realita bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, dimana individu merupakan bagian dari masyarakat, maka yang awal mula muncul dalam kesadarannya ialah pertanyaan “What must be ?”(Apa yang seharusnya), yang lalu disusul dengan “What must I do?”(Apa yang harus saya lakukan). Pertanyaan“What must be?”, ditujukan kepada kemampuan rohani pada diri manusia yang berbentuk kategori-kategoritertentu yang tidak timbul dari pengalaman maupun pemikiran, kemampuan ini bersifat intuitif. Oleh sebab itu masalah moral adalah masalah “normatif”.didalam hidupnya manusia dinilai! Atau akan melakukan sesuatu karena nilai. Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai tersebut. Pengertian yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yg baik dan buruk serta ia dapat mambedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya.
Begitupun tata nilai ketuhanan (Islam), setiap “perilaku” Islam sangat menekankan orientrasi niat yang kuat dan menyandarkannya. Hal ini harus sesuai dengan tuntutan kesadaran, bukan paksaan. Perilaku seseorang tersebut baru bisa dikatakan mempunyai nilai. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi : Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya (Hadist riwayat Bukhari Muslim). Dalam hadist tersebut jelas, setiap perilaku mempunyai dasar (niat), sehingga perbuatannya dikategorikan baik atau buruk dimana ia menggantungkan niatnya.
Pada faktor-faktor inilah disamping “niat” batin, Islam meletakkan nilai syarat yang ikut mengambil bagian dalam menilai suatu perbuatan sebagai tindakan etis. Tegas sekali Islam mewajibkan “niatkarenaAllah” sebagai tanggung jawab penghambaan kepada Kholiqnya.
Tanggung jawab Islam dalam syariat (etika ketuhanan) selalu mengandung kedalaman dimensi yang tidak saja tindakan fisik sebagai objek nilai, juga di dalamnya nilai psikologis merupakan tindakan etis yang secara naluriah, mengembalikan kepada Fitrah Allah. Dalam tahapan ini manusia sampai kepada tahapan tertinggi yang dalam tindakannya sesuai dengan kehendak Allah (Fitrah Allah), diharapkan setiap perilaku (ibadah) sampai kepada syarat; islam, iman dan ihsan. Karena akan dikatakan (dinilai) sebagai agama apabila meliputi ketiga kriteria tersebut.
Tujuantindakanafirmatifadalahuntukmemberikansuatucarabaginegarakitagunamengatasidiskriminasi gender danrasa agar semuaorangmemperolehkesempatan yang samauntukmengembangkan, melaksanakan, mencapaidanmemberikansumbangan.
Melakukandiskriminasitenagakerjaberartimembuatkeputusan (atauserangkaiankeputusan) yang merugikanpegawai (ataucalonpegawai) yang merupakananggotakelompoktertentukarenaadanyaprasangka yang secara moral tidakdibenarkanterhadapkelompoktersebut. Diskriminasidalamtenagakerjamelibatkantigaelemendasar. Pertama, keputusan yang merugikanseorangpegawaiataulebih (ataucalonpegawai) karenabukandidasarkanpadakemampuan yang dimiliki. Kedua, keputusan yang sepenuhnya (atausebagian) diambilberdasarkanprasangkarasialatauseksual, stereotype yang salahatausikap lain yang secara moral tidakbenarterhadapanggotakelompoktertentudimanapegawaitersebutberasal. Ketiga, keputusan (atauserangkaiankeputusan) yang memilikipengaruh negative ataumerugikanpadakepentingan-kepentinganpegawai, mungkinmengakibatkanmerekakehilanganpekerjaan, kesempatanmemperolehkenaikanpangkat, ataugaji yang lebihbaik.
Perbedaantingkattindakandiskriminatif yang dilakukansecarasengaja (atautidakterinstusioalisasikan) dantingkat yang dilakukansecaratidaksengajadanterinstusioalisasikan. Pertama, tindakandiskriminasimungkinmerupakanbagiandariperilakuterpisahdariseseorang yang dengansengajadansadarmelakukandiskriminasikarenaadanyaprasangkapribadi. Kedua, tindakandisriminatifmungkinmerupakanbagiandariperilakurutindarisebuahkelompok yang terinstusioalisasi, yang dengansengajadansadarmelakukandiskriminasiberdasarkanprasangkapribadi para anggotanya. Ketiga, tindakandisriminatifmungkinmerupakanbagiandariperilakuyangterpisahdariseseorang yang secaratidaksengajadantidaksadarmelakukandiskriminasiterhadaporang lain karenadiamenerimadanmelajksanakanpraktik-paktikdan stereotype tradisionaldarimasyarakatnya. Keempat, tindakandisriminatifmungkinmerupakanbagiandarirutinitassistematisdariorganisasiperusahaanataukelompokyagnsecaratidaksengajamemasukkanprosedur formal yang mendiskriminasikankaumperempuandankaumminoritas.
1.2 TingkatDiskriminasi
Ada 3 perbandingan yang bisamembuktikandistribusianggotakelompok :
1. Perbandinganataskeuntunganrata-rata yang diberikaninstitusipadakelompok yang terdiskriminasidengankeuntunganrata-rata yang diberikanpadakelompok lain.
2. Perbandinganatasproporsikelompokterdiskriminasi yang terdapatdalamtingkatpekerjaan paling rendahdenganproporsikelompok lain dalamtingkat yang sama.
3. Perbandinganproporsidarianggotakelompoktersebut yang memegangjabatanlebihmenguntungkandenganproporsikelompok lain dalamjabatan yang sama.
PerbandinganPenghasilanRata-Rata
Perbandinganpenghasilanmengungkapkanadanyaberbagaikesenjangan yang berkaitandengan gender. Perbandinganpenghasilanrata-ratapriadanperempuanmenunjukkanbahwaperempuanhanyamemperolehsebagiandari yang diperolehpria.
PerbandinganKelompokPenghasilanTerendah
Kelompokpenghasilan paling rendahmenurut statistic berkorelasidenganrasdanjeniskelamin. Biladibandingkandengankeluargakulitputihdankeluarga yang dikepalaiseorangpria, keluargakelompokminoritasdan yang dikepalaiseorangperempuansebagiansebagianbesartermasukkeuargamiskin.
PerbandinganPekerjaan yang Diminati
Umumnyasemuakelompokpekerjaanbesar, presentasepriakulitputih yang memilikipekerjaandengangaji yang lebitinggijugalebihbesar, sementarakaumminoritasdanperempuansebagianbesarmeilikipekerjaandengangajikecildankurangdiminati.
1.3 Diskriminasi : Utilitas, HakdanKeadilan
Utilitas
Argumen utilitarian yang menentangdiskriminasirasialdanseksualdidasarkanpadagagasanbahwaproduktivitasmasyarakatakan optimal jikapekerjaandiberikandenganberdasarkankompetensi. Menurut argument inipekerjaan yang berbedamemerlukankeahliandansifatkepribadian yang berbedajikakitaingin agar semuannyaseproduktifmungkin.
Hak
Argumen non-utilitarian yang menentangdiskriminasirasialdanseksualsalahsatunyamenyatakanbahwadiskriminasisalahkarenahaltersebutmelanggarhak moral dasarmanusia. Pertama, diskriminasididasarkanpadakeyakinanbahwasuatukelompoktertentudianggaplebihrendahdibandingkankelompok yang lain. Kedua, diskriminasimenempatkankelompok yang terdiskriminasidalamposisisosialdanekonomi yang rendah. Hakunutkdiperlakukansebagaiindividu yang merdekadansederajattelahdilanggar.
Keadilan
Kelompok argument non-utilitarian keduamelihatdiskriminasisebgaipelanggaranatasprinsip-prinsipkeadilan. Diskriminasidalampekerjaanadalahsalahkarenaiamelanggarprinsipdasarkeadilandengancaramembedakanorang-orangberdasarkankarakteristiktertentu (rasataujeniskelamin) yang tidakrelevandengantugas yang harusdilaksanakan.
PraktikDiskriminasi
Tindakan-tindakan yang dianggapdiskriminatifadalahsebagaiberikut ;
Screening (seleksi), dilihatdarikecakapankaumperempuanataukelompokminoritas yang menjadikanmerekatidaklayakmelakukanpekerjaan-pekerjaantertentu.
KenaikanPangkat, proses kenaikanpangkat, kemajuankerjadan transfer dikatakandiskriminatifjikaperusahaanmemisahkanevaluasikerjapriakulitputihdenganpegawaiperempuandanpegawaidarikelom,pokminoritas.
Kondisi, pemberiangajidikatakandiskriminatifbilajumlah yang tidaksamauntukorang-orang yang melakukanpekerjaan yang sama.
Kaumperempuanmerupakankorbandarisalahsatubentukdiskriminasi yang terang-terangandankoersif. Rayuanseksual yang tidakdiinginkan, permintaanuntukmelakukanhubungandankontak verbal ataufisik lain yang sifatnyaseksualmerupakanpelecehanseksualdantindakantersebutbertujuanuntukmengganggupelaksanakanpekerjaanseseorangataumenciptakanlingkungankerja yang diwarnaidengankekhawatiran, sikappermusuhanataupenghinaan.
Di LuarRasdanJenisKelamin : Kelompok Lain
Kelompok lain yang harusdilindungidaritindakandiskriminasiadalah : para pegawai yang berusialanjut , para penderitacacatdanjuga para pegawai yang memilikipreferensiseksual yang tidaklazim.
1.4 TindakanAfirmatif
Argumen yang digunakanuntukmembenarkan program-program tindakanafirmatifdalammenghadapikecamandapatdikelompokkankedalamduabagian. Yaitumenginterprestasikanperlakuanpreferensial (khusus) yang diberikankaumperempuandanminoritassebagaibentukkompensasiataskerugian yang merekaalami. Selanjutnyaadalahmenginprestasikanperlakuanpreferensialsebagaisuatusaranagunamencapaitujuan-tujuansosialtertentu.
TindakanAfirmatifSebagaiKompensasi
Program tindakanafirmatiftidakadilkarenapihak yang memperolehkeuntungandari program inibukanlahindividu-individu yang dirugikandimasalalu, danorang-orang yang harusmembayargantirugijugabukanindividu yang melakukantindakantersebut.
Tujuandasar program tindakanafirmatifadalahterciptanyamasyarakat yang lebihadil-masyarakatdimanakesempatan yang dimilikiolehseseorangtidakdibatasiolehrasataujeniskelaminnya. Namuntidaksemuamenyatakanbahwatindakanafirmatifinisah.
Tigaalasan yang diajukanuntukmenunjukkanbahwacarainitidaksahyaitu :
sering dikatakanbahwa program tindakanafirmatifmerupakan “diskriminasiterhadappriakulitputih”.
kadangdikatakanbahwaperlakuanpreferensialmelanggarprinsipkeadilankarenamenggunakankarakteristik yang tidakrelevanntukmembuatkeputusankepegawaian.
sejumlahkritikusmenyatakanbahwa program tindakanafirmatifsesungguhnyamalahmerugikankaumperempuandanminoritaskarena program itumengimplementasikanbahwamerekasangatlebihrendajhdibandingkanpriakulitputihsehinggaperlubantuankhusus agar bisabersaing.
Yang perludipertimbangkansaatpengambilankeputusandalam program tindakanafirmatifselainrasdanjeniskelaminyaitu :
Jikahanya criteria rasdanjeniskelamin yang digunakan, haliniakanmengarahkanpadaperekrutanpegawai yang tidakberkualifikasidanmungkinakanmenurunkanproduktifitas
Banyakpekerjaan yang meilikipengaruh-pengaruhpentingpadakehidupanorang lain
Parapenentangmenyatakanbahwa program tindakanafirmatifakanmembuatnegarakitamenjadinegara yang lebihdiskriminatif.
Gaji yang SebandinguntukPekerjaan yang Sebanding
Program tindakanafirnatiftidakmemperhitungkammasalah yang munculdarifakta yang dilakukanperempuancenderungrendah; hanya bertujuan untuk memastikan bahwa pegawai perempuan memiliki akses menuju perkerjaan gaji yang tinggi. Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan, persyaratan keahlian, pengalaman, akuntabilitas, resiko, persyaratan pengetahuan, tanggung jawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap layak memproleh kompensasi.
Argumen dasar yang mendukung program nilai sebanding didasarkan pada prinsip keadilan: keadilan mewajibkan yang sebanding haruslah dilakukan secara sebanding.
Kejadian pelemparan sepatu terhadap mantan pemimpin negara adikuasa Amerika Serikat, George W. Bush membuat dunia geger dan terkesima akan kebenarian sang pelaku. Adapun Muntazer al-Zaidi, seorang wartawan TV Irak yang seharusnya meliputi acara konfrensi acara tersebut yang menjadi pelakunya.
Lemparan sepatu itu hampir saja mengenai Presiden Bush, dan Muntazer al-Zaidi yang langsung diringkus oleh penjaga keamanan dan ditahan.
Atas keberaniannya, pelaku pelemparan tersebut dijadikan sebagai pahlawan dan sangat dielu-elukan oleh masyarakat Irak setempat termasuk kalangan umat muslim di dunia. Dan menuntut agar segera bebas dari penahanannya.
Kasus ini tidaklah sesuai dengan prinsip etika. Selain mempermalukan orang lain di hadapan khalayak ramai, tindakan yang dilakukan juga dapat menyakiti orang lain. Dan tindakan yang dilakukan tidak layak untuk dijadikan contoh./EOF
Ideologi Menganalisis argumen-argumen pasar bebas dan pemerintah berarti kita menganalisis apa yang disebut oleh para Sosiolog sebagai Ideologi. Adalah sebuah sitem keyakinan Normatif yang dimiliki para kelompok sosial tertentu.
Ideologi bisnis sesorang kerap kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya. Melalui keputusan ini, ideology mempengaruhi prilakunya. Jika ideology sesorang tidak pernah dipelajari, maka ideology tersebut akan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap keputusa-keputusan yang dibuatnya- sebuah pengaruh yang mungkin sebagian besar tidak disadari dan mungkin berasal dari ideology yang sesungguhnya salah dan secara etis dipertanyakan.
Sistem Pasar vs Sistem Perintah Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadapi semua masyarakat. Dalam sistem perintah, Satu otoritas membuat keputusan membuat apa yang akan diproduksi, siapa yang memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Keputusan-keputusan ini selanjutnya dikomunikasikan ke organisasi, mungkin dalam bentuk’ anggaran’. Dalam sistem pasar bebas, terdapat dua komponen yaitu sistem property swasta dan sistem pertukaran sukarela. Sietem pasar bebas tidak mungkin ada jika individu bebas memasuki “ Pasar “ untuk menukarkan barang-barang mereka secara sukarela.
3.1. Pasar Bebas dan Hak: Jhon Locke Menurut Jhon Locke (1632-1704), seorang filsuf politik inggris, diangagap sebagai pengembang gagasan bahwa manusia memiliki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas property pribadi. Dalam keadaan alami ini, setiap orang secara politik adalah sama dan sepenuhnya bebas dari batasan-batasan selain hukum alam atau prinsip-prinsip moral yang diberikan Tuhan pada manusia dan yang dapat ditemukan semua orangdengan menggunakan penalaran yang diberikan Tuhan.
Menurut Locke, Hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa dia memiliki hak atas kebebasan dan bahwa, dengan demikian,” tidak ada seorangpun boleh dilepaskan dari keadaan alami ini dan tunduk pada kekuasaan politik orang lain tanpa persetujuannya. Hukum alam juga mengatakan pada kita bahwa setiap manusiamemiliki hak kepemilikan atas tubuhnya, usahanya, dan hasil-hasil kerjanya, dan bahwa kepemilikan ini adalah “alami “ dengan kata lain, tidak dibentuk atau diciptakan oleh pemerintah ataupun pemberian pemerintah. Namun, keadaan alami merupakan suatu kadaan yang penuh bahaya dimana individuterus-menerus menghadapi ancaman dari orang lain.
Kritik atas Hak Locke Para kritikus atas pandangan Locke tetang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada empat kelemahan utama pandangan Locke.
Pertama, pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada asumsi yang belum terbukti bahwa individu memiliki hak atas kebebasan dan properti yang harus diprioritaskan dari hak-hak lain.
Kedua, sekalipun manusia memiliki hak alami atas kebebasan dan properti, tiadk berarti hal ini harus diprioritaskan dari hak-hak lain. Hak atas kebebasan dan properti adalah hak “negatif”. Contohnya, hak negative atas kebebasan mungkin berkonflik dengan hak positif orang lain untuk memperoleh makanan, perawatan kesehatan, perrumahan atau udara bersih. Para kritikus menyatakan bahwa kita tidak punya alasan untuk percaya bahwa hak atas kebebasan dan proerti lebih diutamakan. Dengan demikian kita tidak punya alasan untuk meyakini argument bahwa pasar bebas harus dipertahankan karena mampu melindungi hak-hak alami.
Ketiga, atas pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada gagasan bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan hak yang tidak adil.
Keempat, menurut para kritikus, argumen Locke mengasumsikan bahwa manusia adalah individu-individu atomistic yang memiliki hak atas kebebasan dan property yang berasal dari sifat alami mereka dan terpisah dari hubungan mereka dengan komunitas yang lebih besar. Karena hak-hak ini diasumsikan ada lebih dulu dan tidak bergantung pada komunitas, maka komunitas tidak bisa mengklaim property ataupun kebebasan dari individu yang bersangkutan.
3.2. Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith Adam Smith (1723-1790), sang “Bapak ekonomi modren” adalah pecetus argumen utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannyasendiri dipasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan publik oleh sebuah ‘tangan tak terlihat”. “Tangan tak terlihat” ini tentu saja adalah persaingan pasar. Dan untuk menarik perhatian konsumen, masing-masing penjual tidak hanya harus memberikan apa yang harus memberikan apa yang diinginkan konsumen, namun jugha menurunkan harga sampai “hampir mendekati biaya pembuatan sampai pemasarannya”. Smith juga menyatakan bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien diantara berbagai industri dalam sebuah masyarakat.
Kebijaksanaan terbaik dari pemerintah yang berharap mampu memajukan kesejahteraan public, dengan demikian, adalah tidak melakukan apa-apa: membiarkan masing-masing individu mencari kepentingan mereka sendiri sesuai dengan “kebebasan alami”. Semua intervensi pasar yang dilakukan pemerintah hanya akan mengganggu proses persaingan dan mengurangi keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh.
Kritik Terhadap Adam Smith Kritik paling umum adalah argumen utilitarian tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak realistis. Argumen Smith, pertama, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan impersonal persediaan dan permintaan akan mendorong turunnya harga sampai pada tingkat paling rendah karena penjual sangat banyak dan masing-masing usaha bisnis ukurannya sedemikian kecil sehingga tidak ada satupun penjual yang mampu mengendalikan harga sebuah produk.
Kedua, menurut para kritikus, argumen-argumen Smith mengasumsikan bahwa semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sesuatu akan dibayar oleh produsen dan bahwa produsen akan berusaha menekan biaya untuk memaksimalkan keuntungan. Akibatnya, muncul kecenderungan terhadap pemanfaatan yang lebih efisien atas sumber daya masyarakat.
Ketiga, kata para kritikus, analisis Smith salah mengasumsikan bahwa manusia hanya termotivasi oleh keinginan ‘Alami” untuk mendapatkan keuntungan. Smith, setidaknya dalam The Wealth of Nations, mengasumsikan bahwa dalam segala tindakannya, manusia “hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Sistem pasar suatu masyarakat membuat manusia menjadi egois, dan keegoisan yang tersebar luas membuat kita berpikir bahwa motif keuntungan adalah motif “alami”. Kapitalismelah yang menciptakan egoisme, materialisme, dan persaingan.
3.3. Kritik Marx Namun Marx mengklaim bahwa contoh-contoh eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan kapitalisme. Menurut Marx, sistem kapitalis hanya memberikan dua sumber penghasilan: menjual hasil kerja dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi (bangunan, mesin, lahan bahan baku). Karena para pekerja tidak mampu menghasilkan apa pun tanpa akses pada sarana produksi, maka mereka terpaksa menjual tenaga mereka pada pemilik sarana produksi dan memperoleh upah. Namun pemilik tersebut tidak membayar upah penuh atas pekerjaan mereka, hanya membayar apa yang mereka butuhkan untuk hidup. Akibatnya, pemilik sarana produksi menjadi bertambah kaya dan para pekerja semakin miskin. Kapitalisme menciptakan ketidakadilan dan merusak hubungan dalam masyarakat.
Pengasingan Marx menyatakan bahwa manusia harus mampu mewujudkan sifat mereka dengan mengembangkan potensi ekspresi diri secara bebas dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Menurut Marx, ekonomi kapitalis menghasilkan empat bentuk “pengasingan” pekerja atau empat bentuk “pemisahan” dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
Pertama, masyarakat kapitalis memberikan penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada orang lain.
Kedua, kapitalisme mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri. Pasar kerja memaksa orang-orang memperoleh penghidupan dengan menerima pekerjaan yang tidak memuaskan,tidak mampu memberiakan pemenuhan, dan dikendalikan oleh pilihan orang lain.
Ketiga, kapitalisme mengasingkan orang-orang dari diri mereka sendri dengan menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan dan inginkan.
Keempat, masyarakat kapitalis mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka kedalam kelas-kelas sosialyang bertentangan dan tidak sederajat serta menghancurkan komunitas dan hubungan perhatian
Fungsi pemerintah Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx, adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menjadi keyakinan orang bahwa pemerintah ada untuk melindungi kebebasan dan keadilan dan menjalankan kekuasaan menurut perjanjian, namun kenyataannya, keyakinan ini hanyalah sebagai mitos ideologis yang menyembunyikan realita kekuasaan kaum kaya yang mengendalikan proses politik.
3.4 Kesimpulan : Ekonomi Campuran Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas adlah apa yang umumnya disebut ekonomi campuran. Ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangannya
Sistem Properti dan Teknologi Baru Properti Intelektual adalah properti yang terdiri dari objek-objek abstrak dan nonfisik, properti intelektual sifatnya non-eksklusif. Kkepemilikan pribadi atas properti intelektual memberikan sebuah insentif yang diperlukan untuk bekerja keras guna menciptakan temuan-temuan intelektual.